Domo-kun Staring

Cuap-cuap

Minggu, 02 Juni 2013

Jalan itu.. Ya move on!

JALAN ITU YA… MOVE ON!

Dear diary..

Kamu. Sumber galauku. Sumber tangisku.
Pergilah... menghilang lah
Tak usah kembali
kamu gak tau dan gak pernah mau tau
gimana rasanya aku melawan semua rasa itu
dan ketika bertemu kamu itu seolah2 hatiku gak bisa diajak
berdamai untuk menjauhimu
dan jujur aku masih ingin memandangimu lebih dekat
tapi lebih baik kamu gak ada disini
kamu itu penyebab aku gak bisa move on!
berkali-kali kamu bilang cinta tapi gak bisa
berkali-kali aku udah berjanji untuk menyerah
sikap mu yang gak peka dan cuek itu membuka mataku
bahwa kamu bukan orang yang pantas aku cintai
kamu lebih pantas menjadi bahan pelajaranku
agar aku tidak salah jatuh ke tempat yang sama
Bye, selamat berpisah(lagi)

-d-

                Disya menghembuskan nafasnya, dipandanginya dan dibacanya kembali rangkaian tulisan itu lagi. Dia kembali mengingat kejadian itu lagi. Kejadian singkat yang mampu membuat hati nya kembali bergejolak, membuat mood nya berantakan, dan parahnya hal itu mempersulitnya untuk move on. Dia hanya tak habis fikir, dan bertanya “kenapa?”. Dia terlalu membenci nasibnya yang tak belum berubah. Untuk kesekian kalinya dia jatuh di tempat yang sama.
                “Cukup! Aku tidak bisa begini terus, setiap aku bertemu dengannya hatiku seperti mengemis cintanya. Lihat kan, saat bertemu aku saja dia sama sekali tidak peduli dan menganggapku. Lantas aku tak punya alasan lagikan untuk bertahan? It’s over Disya, just stay away from him and forget him, It will be making your heart feel better” Ucapnya dalam hati
                Disya kembali terngiang-ngiang kata-kata Ryan “ Aku janji akan datang selesai kelulusan, kamu tunggu aku ya”
                Tanggal 27 Mei 2011
                Mata Disya berbinar-binar setelah tau ia lulus dengan nilai terbaik. Dia segera berlari untuk menemui Ryan dan berbagi kebahagiaan dengannya. Ketika sampai, sosok yang dinantinya tidak ada. Dia dimana ya? Kok belum datang? Jadi datang gak sih? Mana mau hujan. Pick up me Ryan, please. I’m waiting for you, Everything you ask I do for you. Semua pertanyaan  dan kekhawatiran silih berganti bergiliran masuk di otaknya.
                Apa jam, menit, detik, dan aku tak berharga di matamu lagi? Apa secepat itu kamu lupa? Dan beginikah caramu mengucapkan selamat tinggal? Dan dengan mudahnya kamu menghempaskan rasa ini? Aku harus pulang. Terimakasih telah memberi hadiah terakhir untukku yaitu kekecewaan.
                Disya melangkah dengan gontai dan pergi meninggalkan tempat itu. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Hatinya tak lagi dalam posisi seharusnya. Apa melupakan nya adalah jalan keluar? Dia belum mampu untuk itu karena tak ada sosok yang mampu menggeser Ryan dari hatinya. Lantas mengapa harus bertahan? Bertahan sama saja berjalan diatas pecahan kaca yang setiap langkahnya hanya akan melukai hati dan dirinya sendiri.
                Ryan tak kunjung berkabar, dan semakin membuat perasaan hati nya tak menentu. Semakin menggerakkan hati nya untuk mencari kabar nya. Tapi itu bukan jalan yang harus ia lewati. Mungkin move on jawaban nya. Dia menyesal karena selalu tak mau melewati jalan itu. Jalan itu yang satu- satu nya yang akan membawanya menuju kebebasan dan kebahagiaan. Mungkin selama ini dia masih terlelap dalam mimpi-mimpinya. Dan hanya waktu yang bisa membangunkan nya  dari mimpi panjangnya.
“Pasti ada seseorang yang tepat yang akan datang ke hidupmu. Seseorang yang akan mencintaimu, mencarimu jika kau tak ada di sisinya, seseorang yang rela berkorban untuk mu. Hanya perlu bersabar, Tuhan pasti sedang menulis cerita happy ending untuk mu. Kamu harus bisa bebas dari jeratan ikatan cinta nya. Dan kebahagiaan akan datang padamu setelah itu”
Jleb! Disya terbangun dari mimpinya. Kata-kata itu? Apa itu pertanda? Aku harus melewati jalan itu? Ya aku harus kesana. Sekarang!

                

Owl City & Carly Rae Jepsen - Good Time

Greyson Chance - Waiting Outside The Lines

Kamis, 30 Mei 2013

Saat takdir bicara

Senja kian menjingga
Hati yang kian rapuh oleh harapan
ketika cinta hanya tau merasakan sakit
ketika bahagia hanya sekedar angan-angan
saat akhir bahagia bukan di kisah kita
aku pasrah...
kemana takdir akan membawaku berlabuh
kemana hati ini akan menemukan dermaganya
aku takkan pernah berhenti mengikuti jalan yang kau terangi untukku, takdir..